Selamat Datang di Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Assalamualaikum Wr.Wb
        Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh merupakan salah satu dari enam belas satuan kerja dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan bergerak dibidang penelitian, pengembangan dan pemeriksaan Laboratorium untuk penelitian biomedis.
        Balai  Penelitian  dan  Pengembangan Kesehatan Aceh saat  ini  telah berupaya optimal untuk menjalankan dan mengembangkan berbagai riset-riset bidang kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerah diantaranya adalah advokasi ke berbagai lnstansi terkait  dalam upaya penguatan program pembangunan kesehatan. 
        Dinamika kedepan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh akan terus berkiprah untuk membantu mewujudkan pembangunan kesehatan yang kompeherensif demi kesejahteraan masyarakat. Akhir kata Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan, bantuan, masukan serta kerja sama yang telah terjalin  selama ini.

Sekilas Aceh

Aceh adalah sebuah propinsi di Indonesia. Aceh terletak di ujung utara pulau Sumatera dan merupakan propinsi paling barat di Indonesia. Ibu kotanya adalah Banda Aceh. Jumlah penduduk provinsi ini sekitar 4.500.000 jiwa. Letaknya dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India dan terpisahkan oleh Laut Andaman. Aceh berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan.

Aceh dianggap sebagai tempat dimulainya penyebaran Islam di Indonesia dan memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Pada awal abad ke-17, Kesultanan Aceh adalah negara terkaya, terkuat, dan termakmur di kawasan Selat Malaka. Sejarah Aceh diwarnai oleh kebebasan politik dan penolakan keras terhadap kendali orang asing, termasuk bekas penjajah Belanda dan pemerintah Indonesia. Jika dibandingkan dengan dengan provinsi lainnya, Aceh adalah wilayah yang sangat konservatif (menjunjung tinggi nilai agama). Persentase penduduk Muslimnya adalah yang tertinggi di Indonesia dan mereka hidup sesuai syariah Islam. Berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia, Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri karena alasan sejarah.

Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk minyak bumi dan gas alam. Sejumlah analis memperkirakan cadangan gas alam Aceh adalah yang terbesar di dunia. Aceh juga terkenal dengan hutannya yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan dari Kutacane di Aceh Tenggara sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional bernama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) didirikan di Aceh Tenggara.

Aceh adalah daratan yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi Samudra Hindia 2004. Setelah gempa, gelombang tsunami menerjang sebagian besar pesisir barat propinsi ini. Sekitar 170.000 orang tewas atau hilang akibat bencana tersebut. Bencana ini juga mendorong terciptanya perjanjian damai antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

for Resources Click here: http://en.wikipedia.org/wiki/Aceh

Latar Belakang Balai Litbangkes Aceh

Unit Pelaksana Fungsional (UPF) yang sekarang telah menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh didirikan atas dasar Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Kemenkes) RI nomor : HK.00.06.2.4.1758, tanggal 28 Juni 2005. Sebelum penerbitan surat keputusan ini Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan telah bekerja di Aceh selama periode kegawatdaruratan paska gempa dan tsunami di Aceh, pekerjaan yang dilakukan adalah untuk mengantisipasi munculnya berbagai penyakit

yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa (KLB) diantaranya adalah pemeriksaan etiologi KLB. Guna memperlancar kegiatan ini dan memberdayakan sumber daya lokal maka Badan Litbang Kemenkes RI bekerja sama dengan Laboratorium Kesehatan Provinsi Aceh membentuk Laboratorium Lapangan Litbang (L-3) di Banda Aceh yang dibuat dalam suatu naskah kerjasama nomor: KS.00.01.2.4.1234 dan nomor: KS. 01.01.547, tanggal 17 Januari 2005. Tujuan pendiriannya adalah menyikapi permasalahan kesehatan masyarakat akibat gempa dan tsunami di Provinsi Aceh dan Sumatera, dan juga melakukan upaya penanggulangan penyakit paska bencana serta melakukan penelitian kesehatan yang datanya akan dijadikan evidence based dalam perencanaan pengembangan dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana.

Pada awalnya kantor UPF Litkes Aceh berlokasi di Laboratorium Kesehatan Daerah dengan status pinjam pakai dengan ukuran ruangan 3,5 x 14 meter. Kemudian pada awal tahun 2007 pindah ke Politeknik Kesehatan (Poltekes Aceh) masih dengan status pinjam pakai dengan ukuran ruang 5 x 10 meter. Pada tahun itu juga mendapatkan bantuan dari Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) NAD – Nias berupa tanah, bangunan kantor dan laboratorium. Gedung tersebut diserah terimakan oleh kepala BRR kepada Menteri Kesehatan RI menjadi milik Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2008 dan resmi beroperasi. Kemudian pada tahun 2009 diinventarisasi dan diserahterimakan kembali kepada Kementerian Kesehatan RI, berikutnya Juni 2010 sertifikat tanah diserahkan oleh tim likuidasi BRR NAD – Nias kepada Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI untuk diserahkan kepada Kementerian Kesehatan RI.

Visi

Penggerak Penelitian Kesehatan Berbasis Kebutuhan Program Kesehatan Daerah

— Balai Litbang Kesehatan Aceh

Misi

  1. Melaksanakan penelitian Tuberkulosis Paru yang merupakan penelitian unggulan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh.
  2. Melakukan penelitian kesehatan dan mengaitkan dengan aspek biomedis, Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan,  Intervensi  Kesehatan dan Humaniora. 
  3. Melakukan penelitian pada penyakit-penyakit yang muncul pada saat bencana dan pasca bencana. 
  4. Bekerja sama dengan seluruh jaringan Penelitian dan pengembangan kesehatan Badan Litbang Kementerian Kesehatan R.I dan juga organisasi penelitian kesehatan non pemerintah. 
  5. Meningkatkan kualitas tenaga peneliti menjadi  peneliti  yang handal

 

Tugas Pokok & Fungsi

 

Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh dibutuhkan dalam rangka mencapai visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan

Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh adalah Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta.

Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 65 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan disebutkan bahwa secara administrative dibina oleh Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, sedangkan secara Teknis Fungsional dibina oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen  Kesehatan.

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nomor HK.02.0211/2835/2018 Tanggal 10 April 2018 tentang Wilayah Binaan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, disebutkan bahwa wilayah kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh meliputi Provinsi Aceh, Sumatera utara, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau.

2. Tugas

Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh mempunyai tugas melaksanakan penelitian Biomedis dan penelitian lain yang terkait dengan Biomedis pada wilayah kerja Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau

3. Fungsi

  • Penyusunan rencana dan evaluasi program penelitian Biomedis
  • Perencanaan pelaksanaan penelitian Biomedis, seperti: pengembangan vaksin, stem cell, teknik diagnostic dan lain-lain.
  • Perencanaan pelaksanaan identifikasi penyakit yang berbasis Biomedis.
  • Perencanaan pengembangan metodologi dan prototype eliminasi penyakit.
  • Pelaksanaan kerjasama, pelatihan dan jaringan informasi ilmu dan pengetahuan teknologi di bidang biomedis.
  • Pelaksanaan kajian dan diseminasi informasi hasil penelitian biomedis.
  • Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Sumber Daya Manusia

Tenaga Sumber Daya Manusia di Balai Litbang Kesehatan Aceh Sejak Tahun 2006 Sampai Sekarang adalah tenaga peneliti dan tenaga administrasi dengan kualifikasi pendidikan mulai dari SLTA sampai dengan paska sarjana komposisi tenaga yang tersedia saat ini adalah sebagai berikut:

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah Keterangan
1 S-3 Public Health 1 Orang  
2 S-2 Entomology 1 Orang  
3 S-2 Biomedic 1 Orang  
4 S-2 Epidemiologi Klinik 1 Orang  
5 S-2 Kesehatan Masyarakat 1 Orang  
6 S-2 Mikrobiologi 1 Orang  
7 S-2 Keperawatan + Ners 1 Orang  
8 S-2 Farmasi + Apoteker 1 Orang  
9 S-1 Kedokteran + Dokter Spesialis 1 Orang  
10 S-1 Kedokteran + Dokter Umum 1 Orang  
11 S-1 Biologi 1 Orang  
12 S-1 Kesehatan Masyarakat 4 Orang 1 Orang Izin Belajar S-2 di Universitas Muhammadiyah Banda Aceh
13 S-1 Antropologi 1 Orang Izin Belajar S-2 di Universitas Muhammadiyah Banda Aceh
14 S-1 Gizi 1 Orang  Tugas Belajar S-2 Ilmu biomedik di Universitas Sumatera Utara Medan
15 S-1 Kedokteran Hewan + Dokter Hewan 1 Orang  
16 S-1 Statistik 2 Orang  
17 S-1 Hukum 1 Orang  
18 S-1 Ekonomi Manajemen 1 Orang  
19 S-1 Ekonomi Akuntansi 1 Orang  
20 D-3 Keperawatan 1 Orang Izin Belajar S-1 di Universitas Muhammadiyah Banda Aceh
21 D-3 Kesehatan Lingkungan 1 Orang  
22 D-3 Analis Kesehatan 5 Orang  
20 SLTA 1 Orang  Izin Belajar Strata 1 di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
21 Tenaga Kontrak 11 Orang  
Jumlah 42 Orang  

 

Struktur Organisasi Balai Litbang Kesehatan Aceh